Selamat Idul Fitri 1432 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin. Selamat Idul Fitri, Kawan...

- YauNi.4ever

Pesan •"̮• ♈ǎυ иȋ •"̮•

Friday, January 9, 2009

Gadis Buta

Baca cerita ini sampai habis, ini adalah cerita yang sungguh

mengagumkan.

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda

berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. Kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.

Setahun sudah lewat sejak Susan, tiga puluh empat, menjadi

buta.Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustasi, dan rasa kasihan pada diri sendiri.

Sebagai wanita yang sangat independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib

mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya, dan menjadi beban bagi semua orang di sekelilingnya.

“Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku ?” dia bertanya-tanya,

hatinya mengeras karena marah.

Tetapi, betapa pun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa,

dia mengerti kenyataan yang menyakitkan bahwa penglihatannya takkan pernah pulih lagi.

Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi

waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan

membuatnya frustasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya.

Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus.

Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana

Susan tenggelam dalam keputus asaan. Mark bertekat untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah

pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.

Akhirnya, Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan

bisa sampai ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu

takut untuk pergi ke kota sendirian. Mark menawarkan untuk

mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak di pinggir kota yang berseberangan. Mula-mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun.

Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru — membuat

mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. Tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan

rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak. Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti

dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi.

“Aku buta !” tukasnya dengan pahit. “Bagaimana aku bisa tahu kemana aku

pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku”

Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus

dilakukan.

Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama

Susan,selama masih diperlukan,sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri.

Dan itulah yang terjadi.

Selama dua minggu penuh Mark, menggunakan seragam militer lengkap,

mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan

bagaimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan

menyisakan satu kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan

pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung

waktu turun dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di

lorong bus.

Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark akan naik

taksi ke kantornya. Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan

daripada yang pertama,Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.

Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu

Seorang diri. Tibalah hari Senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark

yang pernah menjadi kawannya satu bus dan sahabatnya yang terbaik.

Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark.

Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi ke

arah yang berlawanan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis…Setiap hari

dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil !

Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal.

Pada hari Jum’at pagi,seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja.

Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata : “Wah,aku iri padamu”. Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak.

Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang

tahun lalu berusaha menemukan keberanian untuk menjalani hidup?

Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir itu, “Kenapa kau bilang kau

iri kepadaku?” Sopir itu menjawab, “Kau pasti senang selalu dilindungi dan

dijagai seperti itu”

Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya,

“Apa maksudmu ?

“Kau tahu, minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan

berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau

turun dari bus.

Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia

mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia

meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang

beruntung”,kata sopir itu.

Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik

tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia

beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk menyakinkan diri — hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar sebagai respon atau untuk bertanya.
Jangan SPAM ya, No SARA, No P0RNo!
Mohon tidak meninggalkan link di dalam comments.
Komentar berisi LINK & tidak sesuai judul akan segera dihapus!

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Template by Premium Blogger Themes | Modified and Enhanced by YauNi
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...