Selamat Idul Fitri 1432 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin. Selamat Idul Fitri, Kawan...

- YauNi.4ever

Pesan •"̮• ♈ǎυ иȋ •"̮•

Monday, June 9, 2008

7 SIFAT YANG TAK DISUKAI ATASAN

Buntje Harboenangin

Salah satu kunci sukses dalam bekerja adalah kemampuan bekerja
sama dengan “Bos” atau atasan. Untuk itu anda harus menjaga jangan
sampai atasan tidak menyukai anda. Nah, sehubungan dengan itu, ada tujuh sifat
yang tak disukai setiap atasan — siapapun, dan kapanpun. Ketujuh sifat
tersebut yang perlu kita buang jauh-jauh adalah:

1–Pembohong

Siapa suka bekerja dengan orang yang tak jujur? Tentu tak ada.
Siapapun sukar bekerja dengan orang yang akan mengatakan A padahal kenyataannya
B. Apalagi seorang atasan yang menggantungkan informasi pada bawahannya. Ia
pasti tak suka bila ada yang mengatakan laporan sudah dikirim, padahal belum.
Mungkin anda takut atasan akan marah sehingga terpaksa berbohong. Tetapi,
jangan lupa, begitu dia tahu anda berbohong, dia akan lebih kecewa dan jengkel.
Apalagi kalau ketidakjujuran itu menyangkut uang atau harta perusahaan. Bukan
tidak mungkin anda akan diberhentikan.

2–Melempar Tanggung Jawab

“Bukan saya, tetapi mereka yang …,” inilah kalimat
yang acapkali diucapkan oleh pelembar tanggung jawab. Sudah jelas-jelas bahwa
kekeliruan pengiriman barang adalah kesalahannya dalam menulis pesanan, tetapi
dia katakan pemasoklah yang salah mengirim. Sifat seperti ini tak akan disukai
atasan. Umumnya atasan masih bisa menerima terjadinya kesalahan yang tak
disengaja tetapi akan jengkel bila si pembuat kesalahan ternyata tak mau
bertanggung jawab.

3–Pembelot

Sifat inipun sangat menjengkelkan setiap atasan. Atasan mana yang
tak kesal jika perintahnya dianggap angin lalu. Contohnya, sudah diatur bahwa
laporan mingguan harus diserahkan setiap akhir minggu, tetapi Tito tak pernah
mau membuatnya. Kalau ditagih malah mengatakan sistem laporan itu tak ada
gunanya dan kemudian mengajak berargumentasi. Atasan pun membenci bawahan yang
suka menerobos dan mengabaikan prosedur. Anton, misalnya, seorang salesman,
dengan gampangnya menjanjikan potongan harga yang lebih besar daripada potongan
yang ditetapkan. Akibatnya? Atasan jadi repot menghadapi tuntutan pelanggan.
Bagi Anton, yang penting targetnya tercapai, dagangannya laku, dan soal
prosedur adalah omong kosong. Sifat membelot dan main sodok ini bukan sifat
yang baik dari seorang bawahan.

4–Tak Disiplin

Setiap perusahaan punya aturan, dan salah satu tugas atasan adalah
menjaga agar aturan berjalan lancar. Tentu dia akan jengkel apabila anda sering
terlambat masuk kantor, ngobrol tak berketentuan selama jam kerja, sering absen
tanpa alasan, dan sebagainya Dan ketidakdisiplinan ini bukan saja menjengkelkan,
tetapi juga seperti penyakit yang mudah menular pada karaywan lain.

5–Selalu Mengeluh

Asti

sebenarnya rajin dan baik hati, sayangnya dia punya segudang
keluhan.Ada

saja yang dikeluhkan. entah itu AC yang kurang dingin, deadline yang mepet,
tugas terlalu bertumpuk, teman kerja cerewet, kursi terlalu keras, dan
sebagainya. Celakanya semua keluhan ini dia tumpahkan pula pada atasannya di
setiap kesempatan. Tentu saja atasan jadi kesal. Atasan khan bukan psikolog
atau penampung keluhan. Mungkin Asti hanya cari perhatian, tetapi yang pasti
sifat suka mengeluh ini tak akan pernah disukai atasan.

6–Loyo

Tak ada atasan yang suka pada bawahan yang tampak loyo dan tak
bersemangat. Keloyoan ini bisa tercermin dari muka murung, tampang mengantuk,
atau pakaian acak-acakan. Bisa juga terlihat kalau sedang mengerjakan tugas
dengan malas-malasan, atau etengah hati, lamban, dan akhirnya mengganggu
kelancaran pekerjaan. Bukan itu saja, yang membuat atasan tak suka hal
demikian, karena keloyoan akan mudah menciptakan suasana kerja yang tak
bergairan pada orang lain.

7–Tak Punya Dedikasi

Dedikasi artinya pengabdian. Seorang bawahan yang berdedikasi tak
hanya menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kalau perlu ia pun mau bekerja di
luar jam kerja tanpa terlalu mempersoalkan imbalan. Bahkan tak segan untuk
membantu pekerjaan orang lain bila diminta. Yang penting baginya semua
pekerjaan lancar dan perusahaan pun maju. Sebaliknya ada bawahan yang selalu
berhitung untung rugi. Dia hanya mau mengerjakan tugasnya sendiri dengan
seadanya saja tanpa mau mengejar prestasi. Pulang selalu tepat waktu, bahkan
jam kerja belum lagi usai dia sudah berkemas-kemas. Bila diberi tugas di luar
jam kerja mungkin masih mau menerima tetapi dengan muka masam atau langsung
menolak. Sifat semacam ini sungguh menggemaskan atasan.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar sebagai respon atau untuk bertanya.
Jangan SPAM ya, No SARA, No P0RNo!
Mohon tidak meninggalkan link di dalam comments.
Komentar berisi LINK & tidak sesuai judul akan segera dihapus!

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Template by Premium Blogger Themes | Modified and Enhanced by YauNi
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...